Senin, 23 Mei 2011

BUDAYA SULAWESI TENGGARA

Upacara Posuo
Upacara Posuo dilakukan oleh masyarakat Buton, Sulawesi Tenggara untuk menguji kesucian (keperawanan) seorang gadis.




Upacara Posuo. Foto: melayuonline.com

Upacara posuo ini dilakukan selama delapan hari delapan malam dalam ruangan khusus yang disebut suo.

Dalam suo ini dilakukan berbagai ritual sebagai sarana pendidikan bagi persiapan mental seorang gadis remaja untuk menjadi seorang perempuan dewasa yang siap untuk membentuk rumah tangga.

Agar pelajaran yang dapat diterima dengan baik, maka selama dalam suo para peserta posuo hanya boleh bertemu dengan bhisa (dukun/ pemimpin upacara) serta dijauhkan dari segala pengaruh luar bai dari keluarganya sendiri maupun dari pengaruh lingkungannya.


Tenun Buton
Kerajinan tenun dari Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara memiliki dua fungsi, yaitu sebagai perekat dan identitas sosial.




Sedang Membuat Kain Tenun. Foto: wordpress.com

Kerajinan tenun dari Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara biasanya menggambarkan obyek alam yang mereka temukan di sekitarnya. Tenun Buton juga kaya akan warna-warna. Inilah yang menjadi kekhasan kerajinan tenun dari Buton.

Oleh masyarakat Buton, kerajinan tenun ini dianggap mampu menjadi perekat sosial bagi masyarakat Buton, sebab tenun Buton adalah pengejawantahan orang-orang Buton memahami lingkungan alamnya.

Hal ini terlihat dari corak dan motif tenunannya, misalnya motif betano walona koncuapa yang terinspirasi dari abu halus yang melayang-layang hasil pembakaran semak saat membuka ladang; motif colo makbahu atau korek basah, motif delima bongko (delima busuk), motif delima sapuua, dan lain sebagainya.



Tenun Buton

Selain sebagai perekat sosial , tenun Buton juga dianggap mampu menjadi identitas diri , karena bagi orang Buton, pakaian tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari terik matahari dan dinginnya angin malam, tetapi juga sebagai identitas diri.

Dengan melihat pakaian yang dikenakan oleh wanita Buton misalnya, kita bisa mengetahui apakah dia telah menikah atau belum. Selain itu, mereka juga bisa menandakan perempuan tersebut berasal dari golongan awam atau bangsawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar